MAKASSAR, KATABERITA.CO – Kepala Lembaga Layanan Perguruan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX, Prof Jasruddin menargetkan perguruan tinggi di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara masuk peringkat 100 terbaik nasional.
Hal itu disampaikan Prof Jasruddun dihadapan pimpinan perguruan tinggi dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) LLDIKTI IX, di Hotel Claro Makassar, Rabu (13/10) malam.
Kegiatan dengan tema ‘Strategi Transformasi Perguruan Tinggi Menghadapi Era Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity’, dibuka langsung Dirjen Pendidikan Vokasi Kemenristekdikti, Wikan Sakarinto.
Baca Juga : Pilrek UNM: Tiga Guru Besar Melenggang Tiga Besar Bersaing Rebut Kursi Rektor
Jasruddin menyampaikan dalam kurun waktu dua tiga tahun terakhir, kinerja LLDIKTI Wilayah IX menunjukkan progres yang baik. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya perguruan tinggi yang naik peringkat.
“Rangking perguruan tinggi kita rata-rata sudah naik 100 hingga 200 tingkat. Terutama perguruan tinggi yang tadinya di peringkat 2000 kini sudah masuk peringkat 1000,” ujar Prof Jasruddin.
Bahkan, dia menyebutkan perguruan tinggi yang cukup besar berhasil masuk peringkat 100 terbaik nasional. Salah satunya, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Baca Juga : Tiga Prodi Politani Pangkep Raih Akreditasi A
“Target kita 2021, semakin banyak perguruan tinggi yang masuk peringkat 100 terbaik nasional,” ungkap dia.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemenristekdikti, Wikan Sakarinto mengapresiasi capaian perguruan tinggi yang ada di bawah naungan LLDIKTI Wilayah IX.
Namun dia mengingatkan agar pendidikan vokasi tetep diutamakan. Sebab dibandingkan negara-negara lain, pendidikan vokasi di Indonesia masih cukup tertinggal.
Baca Juga : Makassar Masuk Jalur Rempah, Danny Sambut Peserta Muhibah Budaya 2022
“Selama ini kita terlalu banyak menghasilkan tukang. Mindsetnya hard skill, lupa leadership dan kewirausahaan,” ujar Wikan.
Menurut dia, pendidikan vokasi model seperti ini mesti segera diubah. Jika tidak, Indonesia akan terus berharap dengan negara-negara lain.
“Kita harus menghasilkan entrepreneur, jadi vokasi yang terlalu fokus pada hard skill harus kita ubah,” papar dia.