MAKASSAR, KATABERITA.CO – Menjelang Iduladha 2025, distribusi hewan kurban di Sulawesi Selatan kembali menghadapi tantangan besar.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel mengungkapkan bahwa minimnya pengawasan antarwilayah menjadi celah serius dalam pengendalian kesehatan hewan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking, menyebutkan bahwa tidak adanya lagi pos pemeriksaan (check point) di perbatasan kabupaten/kota membuat lalu lintas ternak nyaris tanpa pengawasan resmi.
Baca Juga : Sulsel Perkuat Sinergi Lintas Sektor, Targetkan Pengentasan Kemiskinan
Sejak sebelum 2022, keberadaan check point dihapus karena dianggap membebani pelaku usaha akibat retribusi tambahan.
“Sekarang tidak ada lagi check point. Itu tantangan terbesarnya. Jadi tidak ada yang mengawasi pergerakan ternak di perbatasan antarwilayah,” ungkap Nurlina, Rabu (7/5/2025).
Akibatnya, seluruh tanggung jawab verifikasi kesehatan hewan kini berada di tangan pemerintah kabupaten dan kota.
Baca Juga : Gubernur Andi Sudirman Paparkan Strategi Antikorupsi Sulsel di Hadapan KPK
Ternak yang berpindah antar daerah seharusnya disertai surat keterangan sehat dari dokter hewan setempat. Namun, Nurlina mengakui praktik di lapangan tidak selalu berjalan sesuai ketentuan.
“Masih ada saja ternak yang dilalulintaskan tanpa dokumen resmi. Ini sangat berisiko, apalagi penyakit mulut dan kuku (PMK) masih ditemukan di beberapa wilayah,” ujarnya.
Dinas telah mengimbau seluruh kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan internal. Pihaknya juga menegaskan agar para pedagang tidak mengirim ternak tanpa dilengkapi surat kesehatan.
Baca Juga : Sulsel Segel 6 Tempat Hiburan Malam Ilegal, 1 Hotel di Makassar Kena Teguran
“Setiap daerah punya dokter hewan, jadi mekanisme pemeriksaan sudah bisa dilakukan secara mandiri,” tambahnya.
Sebagai langkah antisipatif, Dinas Peternakan Sulsel telah mengirim surat ke seluruh daerah untuk mendata jumlah hewan kurban yang tersedia dan mempersiapkan sistem pengawasan lokal. Koordinasi intensif juga dilakukan dengan penyuluh pertanian dan dinas terkait.
“Pemeriksaan akan lebih ketat setelah hewan kurban terkumpul di lokasi penjualan atau pemotongan. Saat ini kami masih memverifikasi ketersediaan hewan kurban di setiap kabupaten dan kota,” terang Nurlina.
Baca Juga : Makna Trisuci Waisak, Pemprov Sulsel Ajak Wujudkan Toleransi dan Persatuan
Dengan ancaman penyakit yang masih membayangi dan sistem pengawasan yang belum optimal, Pemprov Sulsel mendorong peningkatan tanggung jawab di tingkat lokal untuk memastikan distribusi hewan kurban berjalan aman dan sehat menjelang Iduladha tahun ini. (Jie_e)