MAKASSAR, KATABERITA.CO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) terus mendorong percepatan cakupan vaksinasi bagi masyarakat melalui program ‘Sulsel Kebut Vaksinasi’.
Hingga 18 September sebanyak 2,1 juta warga Sulawesi Selatan sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama atau 30,14% dari target 7 juta orang. Sedangkan untuk cakupan vaksinasi dosis kedua, baru 17,16% atau 1,2 juta orang.
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan pemerintah provinsi bersama jajaran forum koordinasi dan pimpinan daerah (forkopimda) bekerjasama dengan pihak swasta untuk mempercepat cakupan vaksinasi di Sulsel.
Baca Juga : Makassar Juara Umum I Harganas ke-31 Tingkat Sulsel, Danny Pomanto: Keluarga Inti Sebuah Kota
Salah satunya dengan memasifkan program vaksinasi dengan menghadirkan gerai vaksin dan mobile vaksinator. Dengan harapan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan jatah vaksin.
“Kami terus berupaya untuk mendorong percepatan vaksin supaya terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Apalagi vaksinasi ini salah satu upaya kita untuk menekan penyebaran Covid-19,” kata Andi Sudirman Sulaiman, Minggu (19/9).
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Sulsel, tertanggal 18 September kondisi penyebaran Covid-19 di Sulsel semakin menurun. Rt-nya sudah di bawah 1 atau 0,72. Sedangkan tingkat kesembuhan mencapai 95,7%.
Tingkat kesembuhan di Sulsel bahkan lebih tinggi dari nasional yang hanya berkisar 95,1%. Sementara, tingkat kematian lebih rendah dari nasional yakni hanya 2,02%. Sedangkan nasional masih di angka 3,4%.
Untuk menekan pandemi Covid-19, Pemprov Sulsel telah mengeluarkan berbagai kebijakan. Diantaranya, program Fasilitas Isolasi Terintegrasi (FIT) di tiga lokasi dengan kapasitas 1.730 tempat tidur
Rincianny, Asrama Haji Sudiang kapasitas 1.500 tempat tidur, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sulsel kapasitas 150 tempat tidur, dan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) kapasitas 80 tempat tidur.
Baca Juga : Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin Lantik Pengurus Baru Masjid 99 Kubah
Selain itu, pemerintah provinsi juga mengadakan alat bantu pernapasan HFNC di ruang ICU. HFNC ini merupakan alat terapi oksigen aliran tinggi dengan metode non-infasif yang dapat membangu pernapasan pasien Covid-19 tahap awal.
“Keterisian tempat tidur di ruma sakit dan tempat isolasi 11%, sedangkan di ruang ICU 16,71%,” singkat dia.