MAKASSAR, KATABERITA.CO – Lebih dari 2.200 tokoh perantau Bugis-Makassar dari seluruh penjuru Indonesia hingga luar negeri memadati Hotel Four Points by Sheraton, Kamis (10/4).

Mereka hadir dalam hajatan besar: Musyawarah Besar (Mubes) XII Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) dan Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM) XXV.
Namun lebih dari sekadar silaturahmi, pertemuan ini menjelma menjadi panggung konsolidasi antara budaya dan kekuatan ekonomi diaspora Sulsel.
Dengan tema Aktualisasi Siri’ na Pacce untuk Harmoni KKSS, Harmoni Indonesia, pertemuan ini dibuka oleh parade tokoh nasional.
Ada Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Wamen Pelindungan Pekerja Migran Zulfikar Ahmad Tawalla, hingga Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung.
Di tingkat lokal, hadir Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Wawali Makassar Aliyah Mustika Ilham, serta para kepala daerah Bugis-Makassar lintas kabupaten.
Ketua Umum DPP KKSS, Muchlis Patahna menekankan bahwa Mubes dan PSBM bukan sekadar nostalgia.
Ia ingin menjadikan momen ini sebagai landasan strategis untuk mempererat kekeluargaan sekaligus mendorong arus investasi balik ke kampung halaman.
“Kita undang saudagar Bugis-Makassar dari luar daerah bukan hanya untuk berkumpul, tapi untuk diajak kembali membangun. Sulsel butuh mereka, Indonesia butuh harmoni KKSS,” ujarnya disambut riuh tepuk tangan.
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar memberikan juga sentuhan spiritual dalam forum yang penuh aura kekerabatan ini.
Ia mengingatkan bahwa nilai-nilai budaya Bugis-Makassar seperti lempu’ (jujur) dan reso (kerja keras), sejalan dengan ajaran Islam dan relevan dalam kehidupan modern.
“Memperkuat budaya Bugis-Makassar berarti memperkuat nilai Islam itu sendiri. Kita punya tanggung jawab moral untuk menjaganya, bukan hanya sebagai tradisi, tapi sebagai fondasi hidup,” tegas Nasaruddin yang menutup sambutan dengan doa bersama.
Mentan Amran: Dari Kampung ke Panggung Nasional, Jangan Lupa Akar
Di hadapan ribuan peserta, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membakar semangat dengan pidatonya yang mengangkat filosofi hidup orang Bugis-Makassar.
Ia menekankan pentingnya toddopuli konsistensi antara kata dan perbuatan sebagai modal utama bagi tokoh bangsa.
“Kita ini punya warisan teladan, Jusuf Kalla, Jenderal Jusuf, Baharuddin Lopa. Mereka tidak besar karena kekuasaan, tapi karena integritas. Kita yang muda harus melanjutkan,” kata Amran penuh semangat.
Ia juga menyinggung pentingnya kekompakan warga KKSS agar tetap menjadi kekuatan nasional, bukan hanya dalam bisnis dan politik, tapi juga dalam menjaga moral publik. (Jie_e)