MAKASSAR. KATABERITA.CO – Menjelang akhir tahun ajaran, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, kembali angkat suara terkait maraknya pungutan untuk acara perpisahan sekolah.

Ia menyebut praktik meminta sumbangan hingga jutaan rupiah kepada orang tua murid sebagai tindakan tidak manusiawi dan tidak pantas dilakukan oleh institusi pendidikan.
Peringatan ini mencuat setelah adanya laporan mengenai sebuah sekolah dasar di Makassar yang mematok iuran hingga Rp1 juta per siswa untuk kegiatan perpisahan.
Baca Juga : BKPRMI dan Pemkot Makassar Dorong Perda Literasi Al-Qur’an dan Kesejahteraan Guru Mengaji
“Kalau sampai orang tua harus pinjam uang, itu tidak boleh terjadi. Sekolah itu tempat mendidik, bukan tempat membuat orang tua susah,” tegas Munafri, Jumat (25/4/2025).
Menurut Munafri, satu-satunya skenario yang dapat membenarkan penyelenggaraan acara perpisahan adalah jika seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah. Ia dengan tegas menolak segala bentuk iuran, bahkan dalam bentuk cicilan.
“Tidak ada cicil-cicil. Kalau dari awal sudah memberatkan, untuk apa dilanjut? Tidak ada gunanya juga,” katanya.
Baca Juga : 2.000 Sambungan Air Bersih Gratis Makassar Segera Diluncurkan
Ia menegaskan, kepala sekolah yang tetap memaksakan pungutan akan dimintai pertanggungjawaban. Bahkan, ia meminta Dinas Pendidikan Kota Makassar segera memanggil dan mengklarifikasi kepala sekolah yang terbukti melakukan praktik semacam ini.
“Jangan coba-coba. Saya larang keras perpisahan yang memberatkan orang tua. Tidak semua orang tua punya kemampuan yang sama,” ujar Munafri.
Ia juga menyoroti fenomena serupa di tingkat taman kanak-kanak (TK) yang dinilai ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi keluarga.
Baca Juga : 100 Hari Mulia: Fondasi Kota Baru Dimulai, Tujuh Program Unggulan Bergerak Serentak
Isu ini menjadi sorotan hangat di tengah banyaknya sekolah yang tengah bersiap menggelar perpisahan. Munafri menekankan bahwa pendidikan harus dijalankan dengan asas keadilan sosial dan kepekaan terhadap keragaman kondisi ekonomi masyarakat.
“Tidak semua orang tua punya privilese. Jangan hanya karena mau acara satu hari, orang tua harus pontang-panting. Saya tidak akan biarkan,” pungkasnya. (Jie_e)