MAKASSAR, KATABERITA.CO – Pihak RSUP Wahidin Sudirohusodo sementara merawat pasien anak yang diduga suspek hepatitis akut. Bocah berusia 9 tahun itu berasal dari Polewali Mandar Sulawesi Barat (Polman Sulbar).
Pelaksana Teknik Direktur Medik Keperawatan dan Penunjang/Dokter Spesialis Gastroenterohepatologi RSUP Wahidin Sudirohusodo, dr Nu’man AS Daud mengatakan saat ini kondisi pasien sudah mulai membaik selama lima hari dalam perawatan.
“Sesuai hasil observasi dan evaluasi dari dokter anak kita dan tim yang merawat anak yang diduga hepatitis ini perkembangannya sangat bagus, dan alhamdulillah lima hari perawatan ini semakin bagus,” kata dr Nu’man AS Daud, Jumat (13/5).
Baca Juga : Makassar Raih Penghargaan Pentaloka Nasional ADINKES 2024, Implementasi Kawasan Tanpa Rokok
Hasil pemeriksaan laboratorium, kata dr Nu’man menunjukkan perkembangan yang bagus. Yakni, pasien tidak lagi menunjukkan gejala demam semenjak dirawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo.
Nafsu makan pasien juga membaik, dan terpenting parameter enzim hati yang menjadi petanda seseorang dikatakan menderita hepatitis menunjukkan penurunan yang signifikan.
“Jadi parameter enzim hati juga didapatkan penurunan yang signifikan, yang tadinya di atas seribu sekarang alhamdulillah di bawah 500. Nah ini seiring dengan perkembangan parameter laboratorium klinisnya juga semakin membaik,” tuturnya.
dr Nu’man menyebut tidak ada treatmen khusus yang diberikan kepada pasien hepatitis akut. Semua pengobatan yang diberikan tim sama dengan penanganan penyakit hepatitis biasa.
“Tidak ada penanganan yang spesifik, tapi sama dengan penanganan hepatitis pada umumnya. Alhamdulillah kesimpulan sampai hari ini adalah tidak menunjukkan perkembangan keadaan hepatitis yang lebih jelek,” tegasnya.
Kendati demikian, pihak rumah sakit belum bisa memulangkan pasien. Sebab enzim hati pasien masih dikisaran angka 400. Selain itu, pihaknya juga masih menunggu hasil konfirmasi dari sampel darah yang sudah dikirim RSUP Wahidin ke Departemen Kesehatan di Jakarta.
Baca Juga : Makassar Dapat Penghargaan Kota Sehat Asia Tenggara, Wujud Komitmen Danny Pomanto Terhadap Kesehatan
“Parameter laboratorium masih ada satu yang harus kita minta konfirmasi, karena pasien ini sampai hari ini kita tidak menemukan adanya virus hepatitis yang biasa menginfeksi anak-anak maupun orang dewasa. Hepatitis A tidak ada bukti, hepatitis B juga tidak ada, dan C juga tidak ada bukti,” jelas dr Nu’man.
Menurut dia, satu-satunya parameter diduga ada infeksi rubella. Hanya saja, pihak rumah sakit masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari Kementrian Kesehatan.
“Apakah itu sebagai penyebab enzim hatinya, atau anak ini memang sudah terjangkit dengan hepatitis yang memang tidak diketahui penyebabnya seperti yang mewabah saat ini,” tutupnya.