MAKASSAR, KATABERITA.CO — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus mendorong transisi menuju ekonomi hijau melalui pengembangan skema perdagangan karbon (carbon trade) yang melibatkan masyarakat desa, khususnya petani di kawasan dataran tinggi.

Gubernur Andi Sudirman Sulaiman menyebut inisiatif ini sebagai solusi ganda, menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Misalnya ada petani yang lahannya berada di wilayah rawan perubahan iklim, dulunya dipakai untuk usaha jangka pendek yang merusak. Sekarang, perusahaan bisa membayar Rp1.000 sampai Rp10.000 per pohon agar petani menjaga dan memeliharanya,” ujar Sudirman, Minggu (11/5/2025).
Baca Juga : Tangis Haru Warnai Fun Run Luwu Timur 2025, Bidan Nurlina Raih Hadiah Umrah dari Gubernur Sulsel
Melalui mekanisme ini, perusahaan baik yang memiliki kewajiban lingkungan maupun menjalankan program CSR didorong untuk bermitra dengan petani. Dana dari perusahaan akan digunakan untuk membiayai pemeliharaan pohon yang ditanam di kawasan yang rentan terhadap degradasi lingkungan.
Sudirman menegaskan, pendekatan ini lebih efektif dibandingkan penanaman simbolis tanpa perawatan.
“Daripada tanam 9 juta pohon yang dibiarkan, lebih baik serahkan ke masyarakat. Mereka yang pelihara, kita kasih bibit, dan hasilnya jauh lebih berkelanjutan,” jelasnya.
Baca Juga : Sulsel Perkuat Sinergi Lintas Sektor, Targetkan Pengentasan Kemiskinan
Pemprov Sulsel juga akan mengatur agar pohon-pohon dalam skema carbon trade tidak ditebang sembarangan, minimal selama tiga tahun pertama. Lokasi-lokasi prioritas mencakup daerah rawan longsor, aliran sungai, hingga lahan kosong di perkotaan.
“Ini tidak hanya soal desa. Di kota juga, tanah kosong harus kita manfaatkan untuk penghijauan,” tambahnya.
Inisiatif perdagangan karbon ini merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang bertajuk One Hundred Years Return. Program ini mengacu pada studi ekologi dan perubahan lingkungan selama satu abad terakhir sebagai dasar perencanaan seratus tahun ke depan.
Baca Juga : Gubernur Andi Sudirman Paparkan Strategi Antikorupsi Sulsel di Hadapan KPK
Rencana tersebut kini tengah dikaji oleh Bappelitbangda Sulsel, dan telah disiapkan anggaran untuk studi mendalam yang akan menentukan jenis bibit, lokasi tanam, hingga intervensi berbasis wilayah.
“Dengan begitu, kita tahu di mana bantuan bibit diberikan, cocoknya tanaman apa, dan bagaimana menyesuaikan dengan kondisi ketinggian serta ekosistem lokal,” kata Sudirman.
Langkah ini menjadi upaya strategis Pemprov Sulsel dalam menciptakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perubahan iklim, sekaligus memperkuat peran masyarakat sebagai garda terdepan pelestarian lingkungan. (Jie_e)