MAKASSAR. KATABERITA.CO – Komitmen ramah lingkungan terus digencarkan Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Makassar.

Sejak 2021, Disbud Makassar telah menjadi pelopor dalam gerakan bebas plastik dengan menerapkan aturan ketat bagi seluruh pegawai untuk tidak lagi menggunakan kemasan plastik, termasuk air minum kemasan.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Andi Herfida Attas menegaskan setiap pegawai diwajibkan membawa tumbler pribadi ke kantor.
Baca Juga : Munafri: Kritik Ombudsman Penting untuk Tingkatkan Kepercayaan Publik
Bahkan, saat menerima tamu pun, Dinas Kebudayaan telah mengganti air kemasan plastik dengan botol kaca sebagai bentuk konsistensi terhadap upaya pelestarian lingkungan.
“Di Dinas Kebudayaan, tidak ada lagi air dalam botol plastik. Jadi semua pegawai wajib bawa tumbler. Tamu pun kami suguhkan minum dalam botol kaca,” kata Herfida, Selasa (15/4).
Herfida mengaku telah meninggalkan penggunaan plastik dalam kehidupan pribadinya sejak satu dekade terakhir.
Baca Juga : Munafri Tegaskan Seleksi Sekda Makassar Tanpa Titipan: Andalkan Diri Sendiri
Kebiasaan ini kemudian ia terapkan secara sistematis di lingkup kerjanya.
“Saya sendiri sudah 10 tahun tidak pakai plastik. Bayangkan, plastik bisa butuh hingga 100 tahun untuk terurai. Kalau tidak mulai sekarang, kapan lagi kita berhenti merusak bumi?” ujarnya.
Tak hanya di Makassar, kampanye ini juga ia bawa hingga ke Kabupaten Bulukumba.
Baca Juga : Ombudsman ke Appi: Makassar Masuk Zona Hijau, Tapi Masih Ada PR
Sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Bulukumba, ia menyatakan seluruh kegiatan dan instansi yang ia pimpin kini menghindari penggunaan plastik, termasuk dalam penyediaan suvenir.
“Di Bulukumba juga sudah kami terapkan. PKK, Dekranasda, bahkan Pemkab sudah sepakat, souvenir wajib bebas plastik. Itu sudah menjadi kebijakan,” tegasnya.
Menurutnya, kampanye bahaya plastik harus diperluas ke seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga : Bukan Sekadar Administratif, Ini Sekda yang Diinginkan Munafri
Ia pun terus mendorong agar seluruh OPD di lingkup Pemkot Makassar ikut mengambil langkah serupa demi memperkuat budaya ramah lingkungan.
“Kami ingin budaya ini menjadi gerakan bersama, bukan hanya simbolis, tapi menjadi kebiasaan sehari-hari. Mulai dari kantor, rumah, hingga komunitas,” tutupnya. (Jie_e)