MAKASSAR, KATABERITA.CO – Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto melirik pengelolaan sampah organik menggunakan Teknologi Maggot atau Black Soldier Fly (BSF).
BSF merupakan teknik pengelolaan limbah rumah tangga dengan memanfaatkan larva.
Ketertarikan itu ia sampaikan saat bertemu dengan Entomo Korea yang berpengalaman dengan teknologi ini, di Amirullah, Rabu (13/4).
Baca Juga : Danny Pomanto Bahas Revolusi Mental di OSMB Universitas Terbuka
“Sampah organik itu terkhusus untuk mengolah sampah-sampah makanan dengan menggunakan teknologi Maggot atau BSF,” kata Danny.
Hal ini juga selaras dengan arahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Saya akan masukkan ini dalam teknologi pengolahan sampah. Sampah itu tidak dibakar, tapi kita gunakan teknologi ini,” tutur Danny.
Baca Juga : Diserahkan Langsung Megawati, PDIP Resmi Beri Rekomendasi ke Danny Pomanto Maju Pilgub Sulsel 2024
Sebelumnya Pemkot Makassar telah bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mengembangkan teknologi Biodigister.
Yakni, alat yang digunakan untuk mengubah limbah organik menjadi biogas.
“Setelah biodigister masuk ke sini (BSF). Saya tanya ke mereka bisa tidak masuk ke sini, ternyata bisa. Sehingga harus kita bikin skema seperti arahan KPK, semua sampah kita olah,” ujarnya.
Baca Juga : Wali Kota Cup VII 2024 Memasuki Babak 16 Besar, Berikut Tim Tangguh yang akan Berlaga
Menurut dia, teknologi BSF ini sangat menarik karena dapat menjadi sebuah industri kosmetik, dan Kota Makassar menjadi salah satu percontohan di Indonesia.
“Artinya ini sebuah hal yang baru dan green, jadi pro lingkungan. Saya perintahkan DLH itu untuk merespon ini,” tuturnya.
“Alat sudah dipasang. Jumat saya pergi lihat. Dia memang kasih karena dianggap kita serius, jadi contoh di sini di Makassar, jadi promosi,” tambah Danny
Baca Juga : DPRD Makassar Gelar Paripurna, Rudianto Lallo Ungkap Hal Ini
Danny mencontohkan sampah makanan di Kota Makassar ada 53%. Artinya, kalau bicara 1000 ton per hari, maka ada 530 ton sampah makanan per harinya.
“Sekarang, skala mesin itu hanya 3 ton per hari. Bayangkan berapa besar kita harus kelola sampah makanan,” ungkapnya.
“Kitta siapkan ember di rumah, terus kita kasihkan mobil tangki, dikasih masuk, diblender, diambil gasnya, sisa dari gasnya itu dipakai untuk maggot atau BSF,” tutupnya.