MAKASSAR, KATABERITA.CO – Makassar menjadi lokasi penelitian Implementasi Kepemimpinan Kota Hijau (green city).
Sekretaris Dinas Tata Ruang Kota Makassar Fuad Asiz mengatakan peneliti Politeknik STIA LAN pusat ingin melihat implementasi program pengembangan green city yang terlaksana di Kota Makassar.
Peneliti dari Politeknik STIA LAN bahkan sudah menemui Sekretaris Daerah Kota Makassar M Ansar membahas rencana tersebut.
Baca Juga : 4.067 PPPK Pemkot Makassar Terima SK
“Penelitian itu meminta bagaimana sih sebenarnya peran kepala daerah dalam menciptakan kota hijau,” ujar Fuad Asiz saat dikonfirmasi lewat telepon, Minggu (14/5).
Diketahui elemen kota hijau diantaranya perencanaan dan perancangan kota hijau, konsumsi energi yang hemat, ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Bangunan hemat energi, manejemen air, pengelolaan sampah, transportasi, hingga green community.
Baca Juga : PT The Al Fath Sulawesi Land Hadirkan Produk Properti Baru Bernama Klaster Cendana
Dihadapan peneliti dari Politeknik STIA LAN pusat, Fuad Asiz menuturkan elemen kota hijau tersebut keseluruhannya sementara diimplementasikan lewat program kerja OPD terkait.
Hal itu karena elemen green city memang sejalan dengan salah satu visi misi Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, yakni restorasi kota yang inklusif menuju Makassar Sombere dan Smart City.
“Dalam kordinasi restorasi ruang kota, kami Dinas Penataan Ruang memaparkan bagaimana sebenarnya mewujudkan kota dengan elemen kota hijau tentu sesuai instruksi Bapak Wali Kota,” pungkasnya.
Baca Juga : Makassar Raih Penghargaan JDIH Tingkat Nasional 2024
Fuad merincikan lewat inovasi Wali Kota Makassar, keseluruhan elemen tersebut diimplementasikan melalui ribuan lorong wisata yang ada di Makassar.
Mulai kepadatan bangunan, kesehatan lingkungan, sanitasi, drainase, sampah, air bersih dan mitigasi bencana.
Fuad Asiz menekankan inovasi lorong wisata sebagai akar terlaksananya green city.
Baca Juga : Pemkot Makassar Usung Konsep Semangat Bahari Rayakan Kemerdekaan ke-79 Tahun
“Seluruh program SKPD terkait kota hijau itu pintu masuknya lorong wisata, lorong-lorong dianggap sebagai sel dalam membangun kota. Di lorong ini Bapak Wali Kota telah menggunakan seluruh indikator kota hijau,” jelasnya.
Selain penguatan potensi lorong dalam implementasi green city, Fuad Asiz turut menjelaskan lewat lorong wisata pula Pemkot Makassar meningkatkan peran masyarakat sebagai green community.
“Keterlibatan masyarakat sangat besar dalam membangun kota hijau, masyarakat sebagai green community dibentuk dari BPM, LPM, Dewan Lorong, UMKM lorong hingga pelibatan RT/RW pada program pengembangan lorong wisata” jelasnya.