JAKARTA, KATABERITA.CO – Peringatan Hari Kartini pada 21 April bukan sekadar seremoni tahunan. Bagi Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago, momentum ini adalah refleksi penting atas perjuangan perempuan Indonesia dalam menentang ketidakadilan, termasuk ketimpangan gender yang masih terasa hingga kini.

“Perempuan bukan lagi warga negara kelas dua. Kini mereka bukan hanya pendamping, tapi pencari nafkah utama, pemimpin, dan penggerak perubahan. Sudah tidak relevan lagi bicara soal diskriminasi gender,” tegas Irma, Senin (21/4/2025).
Irma yang juga anggota Komisi IX DPR RI menekankan, masih banyak bentuk penindasan terhadap perempuan di era modern, terutama melalui kekerasan verbal di ruang digital. Ia menyoroti kasus selebritas Paula Verhoeven sebagai contoh nyata.
Baca Juga : Andi Odhika Tegaskan Kader NasDem Harus Jadi Penyambung Aspirasi Rakyat
“Prihatin rasanya melihat ada laki-laki yang merendahkan istrinya sendiri di media sosial demi mencari pembenaran. Lupa bahwa perempuan itu adalah ibu dari anak-anaknya, yang tengah berjuang mendapatkan kembali hak asuh anak dan membersihkan namanya,” kata Irma.
Ia menyatakan dukungannya terhadap langkah Paula yang berani bersuara dan membela diri dari penggiringan opini publik yang merugikan.
“Yang dialami Paula adalah bentuk kekerasan verbal. Sudah saatnya perempuan tidak lagi diam. Saya dukung sikapnya yang tegas mengklarifikasi tuduhan dan tetap berdiri tegak,” ujarnya.
Baca Juga : Aliyah dan Ketua PPIH Komitmen Dorong Layanan Kesehatan Jemaah Haji di Makassar
Lebih jauh, Irma mengkritik keras cara pandang feodal terhadap perempuan, seperti anggapan bahwa perempuan hanya layak di ranah domestik. Menurutnya, pandangan tersebut tidak hanya usang, tapi juga bertentangan dengan ajaran agama.
“Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW sendiri menempatkan ibu di posisi paling mulia. Ketika ditanya siapa yang paling dihormati, beliau menjawab: ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu,” tutur Irma.
Ia menegaskan bahwa budaya patriarki adalah warisan feodal yang memperkuat diskriminasi dan tak sejalan dengan nilai-nilai kesetaraan.
Baca Juga : Aliyah Mustika Gaungkan Semangat Kartini: Perempuan Adalah Penggerak Perubahan
“Menurut saya, hanya laki-laki yang tak bermartabat dan minim pendidikan yang masih tega menempatkan perempuan sebagai makhluk kelas dua,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Irma mengutip pesan abadi dari R.A. Kartini sebagai dorongan bagi perempuan Indonesia untuk terus berjuang.
“Jangan menyerah jika kamu masih ingin mencoba, jangan biarkan penyesalan datang kemudian, karena sebetulnya kamu selangkah lagiuntuk menang.” (jie_e)